Friday, 26 November 2021

SINGKAT TAPI MELEKAT

 

SINGKAT TAPI MELEKAT

Oleh: Imam Anuriansyah

53040190048

 

Di masa pandemi yang begitu lama banyak kegiatan yang terkendala bahkan dibatalkan. Termasuk yang dialami oleh para Mahasiswa IAIN Salatiga terutama bagi penghuni prodi Bahasa dan Satra Arab semester 5. Kami harus rela untuk menunda program kuliah kerja lapangan (KKL) berbulan-bulan lamanya. Setelah banyak waktu tersita untuk rapat koordinasi, konsultasi dengan para dosen dan biro transportasi akhirnya program KKL ini terealisasi dengan syarat, yaitu penerapan protokol kesehatan selama perjalanan sampai kembali ke kampus.

Selama 3 hari kami berada di perjalanan menelusuri tempat-tempat di Jawa Timur yang menjadi gudang ilmu bagi para pelajar. Setelah melewati indahnya tol Jawa Tengah-Jawa Timur, sampailah kami di kota yang menjadi sejarah abadi Kerajaan Brawijaya, yaitu Kota Kediri. Ada tempat yang unik disana, terletak disebelah selatan Kediri terdapat suatu Kampung yang dihuni oleh pemuda-pemuda yang kesehariannya berkomunikasi menggunakan bahasa asing. Kampung itu terkenal dengan sebutan Kampung Bahasa. Yang lebih mencengangkan disana tak hanya terdapat satu bahasa, akan tetapi bermacam-macam bahasa terdengar oleh telinga kami. Dari bahasa inggris, arab, prancis, jepang, bahkan bahasa khusus untuk suatu bidang ilmu, kedokteran misalnya, bisa dijumpai disana.

Markaz al-Arabiy, itu tujuan pertama kami. Sesuai dengan namanya tempat ini adalah markas nya bahasa arab di kampung tersebut. Meskipun hawa panas siang hari membuat basah baju kami, akan tetapi sambutan dan materi yang diberikan sungguh membuat hari pertama kami kuliah lapangan terasa begitu istimewa. Kami diajari banyak cara tentang bagaimana berbicara menggunakan bahasa arab dengan baik serta benar, dan tentunya lancar. “Biasakan diri kalian berbicara menggunakan bahasa arab. Jangan takut salah, tapi takutlah kalau kalian tidak bisa”, ungkap pemateri yang menggugah semangat kami.

Perjalanan kami dilanjut,  kami menuju ke Kota Apel tepatnya untuk mengunjungi KBIH al Ikhlas Batu. Perjalanan yang begitu indah dengan suguhan pemandangan bukit dan hawa dingin yang begitu bersahabat. KBIH Batu sungguh mewah dan menawan, diluar ekspektasi khayalan kami mengenai KBIH. Setelah masuk ke dalam, kami disuguhi aplikatur bangunan yang indah dipandang. Sambil kami menyimak dan mendengarkan pemateri menjelaskan fungsi, tujuan, dan sistem operasional yang diterapkan oleh KBIH mata dan telinga kami benar-benar dimanjakan. Materi yang disampaikan sangat mudah dimengerti meskipun kami belum pernah melaksanakan haji ataupun umroh di tanah suci. Tergambar dan terbayang dengan gamblang di angan-angan kami. Terbukti dengan banyaknya teman-teman yang antusias bertanya dengan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah tersebut.

Merasa puas kami di KBIH, kami pun beristirahat di hotel yang tak jauh dari tempat yang akan kami kunjungi esok hari. Setelah istirahat semalaman di hotel, paginya kami bergegas untuk sarapan dan dilanjut mengunjungi destinasi program kami selanjutnya, yaitu Radar Batu. Tempat yang sederhana dengan lahan parkir yang tak begitu luas. Tapi ingat ya, jangan menilai sesuatu hanya dari bungkusnya saja, begitulah ungkapan yang tepat untuk Radar Batu ini. Di dalamnya banyak ilmu yang tersimpan dengan indah. Begitu banyak ilmu yang kami dapatkann secara hebat disana. Bpk Kholid, itulah nama pemateri utama yang dengan lantangnya menjelaskan cara pengapliasian bahasa kami dan salah satu mata kuliah yang kami pelajari, yaitu mata kuliah Jurnalistik.

Hari terakhir kami di Kota Malang singgah di Lisan Arabi. Mendengar namanya saja sudah terbayang di benak kami bahwa yang akan kami kunjungi adalah tempat yang mengajarkan bagaimana cara mudah untuk membiasakan lisan kita seperti orang arab dinegaranya sana. Dan tepat sekali, sesampainya kami disana pemateri langsung berpidato menggunakan bahasa arab dengan begitu lancarnya. Setelah selesai menggunakan bahasa arabnya, beliau mengajarkan kepada kami tentang metode yang digunakan supaya bisa seperti beliau. Dan di akhir acara, bazar digelar. Banyak hadiah yang didapat teman-teman berkat kemampuan menjawab pertanyaan dari teman-teman yang ada di Lisan Arabi.

Selesai di Kota Apel, kami bertolak jauh ke arah timur menuju Kabupaten Probolimggo. Kali ini bukan untuk mencari pemateri akan tetapi untuk mengagumi ciptaan Tuhan yang bernama Gunung Bromo. Kabut tebal menjadi selimut kami diwaktu subuh dengan dingin 8 derajat yang menusuk tulang. Seusai sholat subuh kami menaiki suatu bukit yang bernama Bukit Penanjakan unntuk menikmati hangatnya matahari. Seharian menikmati indahnya alam, siang harinya kami pun bergegas untuk pulang dengan membawa banyak oleh-oleh. Perjalanan yang begitu lama dan lelah yang dirasa membuat kami tertidur pulas sampai Kota Salatiga. Cukup 3 hari akan tetapi begitu berarti. Singkat tapi sangat melekat.

No comments:

Post a Comment

Kegiatan Rutin Khotmil Qur'an Di Lingkungan Kampus 2 UIN Salatiga

Salatiga- Selasa pagi, tanggal 25 Febuari 2025, Masjid At-Thoyyar yang terletak di kampus 2 UIN Salatiga ramai dengan antusias mahasiswa un...