SINGKAT TAPI MELEKAT
Oleh: Imam Anuriansyah
53040190048
Di masa pandemi yang begitu lama
banyak kegiatan yang terkendala bahkan dibatalkan. Termasuk yang dialami oleh
para Mahasiswa IAIN Salatiga terutama bagi penghuni prodi Bahasa dan Satra Arab
semester 5. Kami harus rela untuk menunda program kuliah kerja lapangan (KKL)
berbulan-bulan lamanya. Setelah banyak waktu tersita untuk rapat koordinasi,
konsultasi dengan para dosen dan biro transportasi akhirnya program KKL ini
terealisasi dengan syarat, yaitu penerapan protokol kesehatan selama
perjalanan sampai kembali ke kampus.
Selama 3 hari kami berada di
perjalanan menelusuri tempat-tempat di Jawa Timur yang menjadi gudang ilmu bagi
para pelajar. Setelah melewati indahnya tol Jawa Tengah-Jawa Timur, sampailah
kami di kota yang menjadi sejarah abadi Kerajaan Brawijaya, yaitu Kota Kediri.
Ada tempat yang unik disana, terletak disebelah selatan Kediri terdapat suatu
Kampung yang dihuni oleh pemuda-pemuda yang kesehariannya berkomunikasi
menggunakan bahasa asing. Kampung itu terkenal dengan sebutan Kampung Bahasa. Yang
lebih mencengangkan disana tak hanya terdapat satu bahasa, akan tetapi
bermacam-macam bahasa terdengar oleh telinga kami. Dari bahasa inggris, arab,
prancis, jepang, bahkan bahasa khusus untuk suatu bidang ilmu, kedokteran
misalnya, bisa dijumpai disana.
Markaz al-Arabiy, itu tujuan pertama
kami. Sesuai dengan namanya tempat ini adalah markas nya bahasa arab di
kampung tersebut. Meskipun hawa panas siang hari membuat basah baju kami, akan
tetapi sambutan dan materi yang diberikan sungguh membuat hari pertama kami
kuliah lapangan terasa begitu istimewa. Kami diajari banyak cara tentang
bagaimana berbicara menggunakan bahasa arab dengan baik serta benar, dan
tentunya lancar. “Biasakan diri kalian berbicara menggunakan bahasa arab.
Jangan takut salah, tapi takutlah kalau kalian tidak bisa”, ungkap pemateri
yang menggugah semangat kami.
Perjalanan kami dilanjut, kami menuju ke Kota Apel tepatnya untuk
mengunjungi KBIH al Ikhlas Batu. Perjalanan yang begitu indah dengan suguhan
pemandangan bukit dan hawa dingin yang begitu bersahabat. KBIH Batu sungguh
mewah dan menawan, diluar ekspektasi khayalan kami mengenai KBIH. Setelah masuk
ke dalam, kami disuguhi aplikatur bangunan yang indah dipandang. Sambil kami
menyimak dan mendengarkan pemateri menjelaskan fungsi, tujuan, dan sistem
operasional yang diterapkan oleh KBIH mata dan telinga kami benar-benar
dimanjakan. Materi yang disampaikan sangat mudah dimengerti meskipun kami belum
pernah melaksanakan haji ataupun umroh di tanah suci. Tergambar dan terbayang
dengan gamblang di angan-angan kami. Terbukti dengan banyaknya teman-teman yang
antusias bertanya dengan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah tersebut.
Merasa puas kami di KBIH, kami pun
beristirahat di hotel yang tak jauh dari tempat yang akan kami kunjungi esok
hari. Setelah istirahat semalaman di hotel, paginya kami bergegas untuk sarapan
dan dilanjut mengunjungi destinasi program kami selanjutnya, yaitu Radar Batu.
Tempat yang sederhana dengan lahan parkir yang tak begitu luas. Tapi ingat ya, jangan
menilai sesuatu hanya dari bungkusnya saja, begitulah ungkapan yang tepat
untuk Radar Batu ini. Di dalamnya banyak ilmu yang tersimpan dengan indah.
Begitu banyak ilmu yang kami dapatkann secara hebat disana. Bpk Kholid, itulah
nama pemateri utama yang dengan lantangnya menjelaskan cara pengapliasian bahasa
kami dan salah satu mata kuliah yang kami pelajari, yaitu mata kuliah
Jurnalistik.
Hari terakhir kami di Kota Malang
singgah di Lisan Arabi. Mendengar namanya saja sudah terbayang di benak kami
bahwa yang akan kami kunjungi adalah tempat yang mengajarkan bagaimana cara
mudah untuk membiasakan lisan kita seperti orang arab dinegaranya sana. Dan
tepat sekali, sesampainya kami disana pemateri langsung berpidato menggunakan
bahasa arab dengan begitu lancarnya. Setelah selesai menggunakan bahasa
arabnya, beliau mengajarkan kepada kami tentang metode yang digunakan supaya
bisa seperti beliau. Dan di akhir acara, bazar digelar. Banyak hadiah yang
didapat teman-teman berkat kemampuan menjawab pertanyaan dari teman-teman yang
ada di Lisan Arabi.
Selesai di Kota Apel, kami bertolak
jauh ke arah timur menuju Kabupaten Probolimggo. Kali ini bukan untuk mencari
pemateri akan tetapi untuk mengagumi ciptaan Tuhan yang bernama Gunung Bromo.
Kabut tebal menjadi selimut kami diwaktu subuh dengan dingin 8 derajat yang
menusuk tulang. Seusai sholat subuh kami menaiki suatu bukit yang bernama Bukit
Penanjakan unntuk menikmati hangatnya matahari. Seharian menikmati indahnya
alam, siang harinya kami pun bergegas untuk pulang dengan membawa banyak
oleh-oleh. Perjalanan yang begitu lama dan lelah yang dirasa membuat kami
tertidur pulas sampai Kota Salatiga. Cukup 3 hari akan tetapi begitu berarti.
Singkat tapi sangat melekat.
No comments:
Post a Comment