Meningkatkan
Motivasi Mahasiswa Terhadap Potensi Peluang Kerja Sarjana Bahasa dan Sastra
Arab Dalam Refleksi Perjalanan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Karya: Sofiatus Solekhah
Beberapa semester sudah dilalui, kini saatnya mengetahui pentingnya
peluang kerja setelah lulus sarjana Bahasa dan Sastra Arab, dimana program ini
sangat berpengarush dalam open mindset kita untuk kedepannya, peluang kerja
sendiri memiliki arti sebagai permintaan tenaga kerja. Banyak peluang kerja
yang berhubungan dengan prodi Bahasa dan Sastra Arab dengan itu Fakultas
mengadakan program kuliah kerja lapangan (KKL). Dimana program ini merupakan
program study tahunan yang harus diikuti setiap mahasiswa semester 5 fakultas
Ushuludin Adab dan Humaniora terutama prodi Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga,
kali ini prodi BSA akan mengunjungi berbagai instansi-instansi lapangan kerja
yang berkesinambungan dengan jurusan. Kunjungan yang kita tujuh adalah daerah yang kerap kali dikenal dengan pusat
industry dan keuangan kawasan Tegah dan Timur Indonesia yakni di provinsi Jawa
Timur.
Pandemik tidak menjadi penghalang disetiap rangkaian kegiatan yang
dijalani dan tidak lupa dengan protokol kesehatan yang diterapkan. Untuk kunjungan
pertama kita menuju tempat kursus bahasa Arab yakni Markaz Araby di Pare, Kediri.
Rasanya terharu dan bahagia ketika rombongan disambut langsung oleh para santri
dan pendiri Markaz Araby Pare, Kediri. Pendiri markaz menyebutkan siswa-siswinya
dengan nama Santri, ya karena santri bukan hanya belajar dipesantren saja, nama santri pantas
disematkan untuk orang-orang yang hendak mendalami agama islam termasuk
mendalami bahasa Al-Qur’an. Rangkaian kegiatan di tempat ini sungguh
mengasyikan, kami serombongan di ajak keliling melihat kelas-kelas bahasa Arab,
yang paling membuat rombongan terpukau ketika kita tiba di kelas Minhah, disana
kita disambut dengan yel-yel berbahasa Arab. Tak ayal jika kelas ini merupakan
kelas unggulan, dimana kelas ini memiliki program khusus untuk para santri yang
ingin melanjutkan kuliah di Timur Tengah. Banyak juga para santri yang sudah
dikirim ke al-Azhar, Kairo, Zaman dan Suria dengan jalur Beasiswa.
Setelah dirasa cukup dengan panasnya kota Kediri dilanjut ke kota
berhawa sejuk dan terjalnya jalan yang berlika-liku dengan jarak tempuh 3 jam
sampailah kita ke kota Batu. Kunjungan kali ini kita dibuat segera ingin
menginjakan kaki ke Mekkah, ya lembaga yang kita kunjungin ini merupakan
lembaga yang membimbing para jama’ah yang akan melaksanakan haji dan umroh
yaitu, KBIH Al-Ikhlas. Disini kita diberi banyak ilmu termasuk perbedaan KBIH
dengan biro swasta. Sesudah mengantongi ilmu mengenai haji dan umroh kami
serombongan bergegas menuju hotel untuk beristirahat.
Destinasi selanjutnya kita berkunjung ke lembaga yang berkecimpung
dibidang surat-menyurat yaitu Kantor
Radar Batu, disana kita disambut dengan dibagiannya koran hasil percetakan Radar
Batu sendiri. Bambang Tri Wijatmiko selaku manajer Jawa Pos Radar Batu menjelaskan bagaimana sepak terjangnya
seorang jurnalistik, Bapak Kholid sebagai pemateri juga memberikan motivasi bagi para
mahasiswa, beliau mengatakan “Bekerjalah berasa Liburan” salah satunya menjadi
jurnalistik. Dan berkerja berasa liburan pasti sangat diminati banyak orang
terutama pemuda zaman sekarang.
Perjalanan selanjutnya merupakan tujuan terakhir dari kegiatan KKL
ini, kami mengunjungi penerbit Lisan Arabi yang berada di Singosari, Malang. Sampai
sana kita disambut sholawat dari Lisan Arabi Musik dan tak luput juga Dr.
Kholison selaku pendiri Lisan Arabi. Beliau juga menyampaikan motivasi sebagai
pembukaan “Jangan menganggap setiap tulisan itu sempurna, karna hanya Al-Qur’an
dan hadist yang sempurna.” Dari penuturan beliau bisa kita simpulkan dengan
jangan menunggu tulisan kita sempurna karena sebaik apupun tulisan tidak akan
lebih sempurna dari Al-Qur’an dan hadist. Masih ada motivasi yang membuat saya
terpukau yakni “siapa yang menulis akan menemukan pembacanya, jadi jangan
pikirkan siapa yang membaca, tetapi berpikirlah tulisan itu bermakna.” Jelas
pak Nasaruddin, selaku pemateri kedua dan guru besar Dr. Kholison. Motivasi ini
membuat lebih open mindset, dan lebih semangat untuk menulis sehingga mahasiswa
punya pandangan untuk nanti setelah lulus kuliah. Lembaga ini merupakan wadah
pecinta bahasa kajian keislaman dengan bertujuan membangun karya-karya
kebahasaan dan keislaman di indonesia.
Dari serangkaian kegiatan KKL kita mendapat banyak ilmu dan
motivasi dan saya baru menyadari peluang kerja sarjana Bahasa dan Sastra Arab
sangat luas, buka hanya manjadi dosen atau guru, namun kita bisa menjadi
diplomatik, penulis, penerjemah, tour guide, berkerja di biro haji dan masih
banyak lainnya. Dari sini semangat saya ditengah pandemi membuncah untuk terus
belajar bahasa Arab bukan sekedar teori tapi juga praktiknya, biar bisa ke Mekkah
gratis hehe.
Setelah dua hari menambah ilmu inilah hari terakhir yang ditunggu-tunggu
untuk merefreshingkan diri dengan
mengunjungi wisata yang kerap disapa “Golden Sunrise”, yaps tepat banget wisata
gunung Bromo di Probolinggo. Dan menjadi pertama kalinya saya menginjakkan kaki
di ketinggian 2.329 meter. Jujur hawa
dingin yang menusuk membuat saya selalu gemeteran, munculnya semburat mega dari
sang surya dan lautan awan membayar kedinginan dan kelelahan. Habis sudah
kata-kata yang ingin saya sampaikan saat Tuhan menunjukan keindahan buminya,
dalam hati berkata “Nikmat mana lagi yang kau dustakan” “Golden Sunrise” memang cocok banget
disematkan di gunung ini. Setelah puas berfoto-foto kami pun berbegas packing
dan mulai melanjutkan perjalanan untuk pulang.
No comments:
Post a Comment