Monday, 13 December 2021

Peran Millenial Jadikan Jurnal di Era Pandemi “ Millenial Produktif “

 Oleh : Alyf Fia Ayu Meyranti_BSA'20

Sering kita dengar sebutan millenial oleh masyarakat luas .Istilah millenial bermula diciptakan dan dipopulerkan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika William Strauss dan Neil Howe pada tahun 1991, yang ditulis dalam buku-buku mereka Generations. Semenjak itu istilah generasi millenial akrab terdengar. Seperti apakah seorang millenial itu? Dan apakah kalian termasuk generasi millenial? 

Generasi millenial merupakan generasi yang unik dari generasi sebelumnya. Generasi millenial ini memiliki karakter unik berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonominya. Pasti kita pun sudah kenal dengan ciri generasi millenial, yaitu sangat bersahabat dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Karena generasi millenial ini di besarkan oleh teknologi, maka membuat generasi ini memiliki ciri-ciri kreatif, informatif, mempunyai passion dan produktif. Generasi millenial ini selalu melibatkan teknologi pada seluruh aspek kehidupannya, contohnya generasi millenial lebih memilih untuk menggunakan smartphone untuk segala aspek. Jika kita sandingkan serta kita hubungkan dengan kondisi saat ini pastilah para milenial memiliki peranan sangat penting.

Berawal dari Penerapan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar sampai dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sudah yang di terapkan belakangan ini ,sehingga dapat memicu para generasi millenial untuk memajukan perannya.Caranya,dengan menyebarluaskan kegiatan mereka seluas-luasnya sebagai dukungan ikut mencegah merebaknya virus tersebut.Salah satunya dapat dibentuk dengan membuat jurnal kegiatan menjadi millenial yang aktif serta produktif di era pandemi.

Bukan hanya peran,sebelum membahas lebih lanjut ,kita akan sedikit membahas seputar tantangan generasi millenial saat ini.

Apa sajakah tantangan tersebut?

Pertama ,mengenai penguasaan teknologi yang begitu masif, teknologi yang yang terjadi lebih cepat dengan adanya masa pandemi menjadi tantangan khusus bagi para millenial.

Terkait tentang status sebagai pelajar mulai dari tingkat SD hingga Mahasiswa ,paling tidak pelajar mampu memanfaatkan setiap teknologi yang tersedia untuk kebutuhan pendidikan dan kehidupannya.

Pelajar perlu mempelajari dan mencari titik lemah dari teknologi yang dikuasainya untuk kemudian memberikan kesempurnaan melalui upaya kreatif penemuan yang dilakukannya.

Memanfaatkan teknologi yang sudah ada, menemukan kelemahan dan mencari solusi dari kelemahan yang ditemukan tersebut .

Kedua ,menegenai dunia kerja serta kompetensi diri .

Dari beberapa penelitian mengenai generasi millenial ,kompetensi dan dunia kerja menjadi tantangan penting bagi generasi ini.

Sebagai pelajar ,dunia kerjanya adalah mengerjakan serta menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasannya yakni “guru” .Ibarat dalam pekerja kantor ,pelajar berperan sebagai staff yang disiplin menerima tugas dari atasan. Dengan keseriusan, ketekunan, maka atasan akan luluh dan menaikkan jabatan ,sama seperti halnya seorang pelajar.Jika ia rajin, disiplin mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ataupun dosen ,maka akan memperoleh nilai atau hasil yang sesuai dengan pekerjaan yang ia kerjakan.

Tidak hanya itu ,kompetensi juga sangat dibutuhkan khususnya bagi millenial seorang pelajar.Dalam hal ini ,khususnya pelajar millenial perlu meningkatkan hal – hal berikut:

  1. Meningkatkan skill bakat kekinian ,seperti kemampuan public speaking ,kemampuan berpikir kreatif yang menghasilkan berbagai karya ,pola pikir kritis ,sikap oppeness dan open minded ,leadership, dan lain – lain.
  2. Meningkatkan kompetensi pribadi melalui pendidikan yang berkualitas baik pendidikan formal maupun nonformal. 

Itulah tantangan yang harus diketahui oleh setiap generasi milenial khususnya bagi kalangan pelajar. 

Banyak yang bisa dilakukan oleh para pemuda-pemudi generasi milenial zaman Now, gerakan ini banyak muncul dari inisiatif para anak muda untuk berperan dalam membantu pemerintah, perannya pun beragam.Bisa kita jadikan pada kolom jurnal dalam kegiatan sehari – hari. 

Berawal dari merubah mindset ,bukan hanya berperan sebagai konsumen, akan tetapi mengembangkan setiap ide kreatif yang ia punya.

Misal ,kita membuat kolom jurnal .Kolom pertama kita isi dengan kebutuhan dan keinginan. Bagaimana cara kita membedakan antara kebutuhan dan keinginan ?

Mudahnya, keinginan kalau ditunda tidak ada dampak signifikan pada diri kita. Sedangkan kebutuhan kalau ditunda akan berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Kolom kedua kita isi dengan hal berhubungan dengan “ Pandai dalam mengatur waktu “ antara kegiatan belajar ,kegiatan ibadah ,serta aktivitas lainnya.

Kolom ketiga kita isi dengan menggunakan media sosial dengan baik dan benar ,seperti hal nya akun media sosial kita isi dengan mem-posting kegiatan yang berhubungan dengan upaya mencegah adanya pandemi covid-19.Seperti menghindari budaya nongkrong di tempat keramaian, menjaga jarak, tidak melakukan kontak fisik ketika bertemu atau berkenalan, menggunakan masker ketika keluar rumah. Selain itu, rajin mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, mengkonsumsi makanan bergizi dan multivitamin, serta rajin berolahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Yang terpenting, jika tidak ada urusan mendesak untuk keluar rumah, lebih baik berdiam diri dengan tetap #DirumahAja.

Memang akktivitas tersebut terlihat sepele tetapi dapat memberikan influence kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Masih banyak lagi peran millenial produktif yang akan disematkan dalam kolom jurnal di era pandemi.

Diharapkan para millenial dapat melakukan hal positif lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia agar terus kuat dan menjaga komunikasi yang baik, serta tetap bekerja sama melawan dan mengurangi penyebaran Covid-19 di Indonesia.


No comments:

Post a Comment

Kegiatan Rutin Khotmil Qur'an Di Lingkungan Kampus 2 UIN Salatiga

Salatiga- Selasa pagi, tanggal 25 Febuari 2025, Masjid At-Thoyyar yang terletak di kampus 2 UIN Salatiga ramai dengan antusias mahasiswa un...