SERAP ILMU DUNIA KERJA DENGAN PROGRAM KKL
Perguruan tinggi sebagai tempat para mahasiswa menempuh perkuliaahannya turut serta peduli terhadap kelangsungan hidup mahasiswanya pasca mendapat gelar sarjananya. Wujud kepedulian tersebut berupa Kuliah Kerja Lapangan atau yang lebih sering disebut dengan KKL. KKL merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjananya, mekanismenya berupa kunjungan dan observasi dalam sebuah lembaga atau instansi sebagai bentuk pengenalan dan pemberian bekal pengetahuan kepada mahasiswa yang bersifat praktis dan komparatif terhadap tupoksi, kinerja dan hal lainnya dari lembaga tersebut. Lembaga atau instansi yang dikunjungi biasanya merupakan instansi yang berkaitan dengan program studi dari mahasiswa tersebut.
Ditengah-tengah masa pandemi covid-19 yang belum usai ini, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab dari Institut Agama Islam Negeri Salatiga berkesempatan untuk melaksanakan KKL secara luring dibeberapa tempat di Jawa Timur dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. KKL ini dilaksanakan pada hari senin-kamis tanggal 4-7 Oktober 2021 yang diikuti oleh 44 peserta serta melibatkan 8 dosen dari Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga. Objek kunjungan mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga antara lain : Markaz Arabiyah Pare Kediri, KBIH Al Ikhlas Batu, RADAR Batu Malang dan Penerbit Lisan Arabi Malang.
Mahasiswa memulai pemberangkatan dari kampus II IAIN Salatiga menuju Markaz Arabiyah Pare Kediri dengan waktu perjalanan kurang lebih 3 jam.
Mengenal Lebih Dekat Markaz Arabiyah
Markaz Arabiyah merupakan objek kunjungan pertama mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga. Acara kunjungan dibuka dengan sambutan dari H. Titis Trilaksito, Lc, selaku direktur utama Markaz Arabiyah dan Dr. Agus Ahmad Su’aidi, Lc., M.A sebagai Kepala Program Studi Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga kemudian dilanjutkan dengan penyampaian profil dan proses pembelajaran Markaz Arabiyah oleh H. Miqdarul Khoir Syarofit, Lc. M. Pd. Sebagai Kabid Kurikulum Markaz Arabiyah.
Dengan niat yang penuh untuk menumbuhkan eksistensi Bahasa Arab, Markaz Arabiyah resmi didirikan pada tanggal 11 April 2018 dan sampai saat ini berlokasi di Jalan Cempaka No.32 Tegalsari, Tulungrejo, Pare, Kediri, Jawa Timur. Sebagai episentrum pendidikan bahasa Arab dan studi timur tengah, Markaz Arabiyah telah terdaftar di OIAA dan mendapatkan sertifikasi kemampuan Bahasa arab yang berakreditasi international melalui international University of Africa, Sudan.
Dalam proses pembelajarannya, Markaz Arabiyah menerapkan metode berbasis Multiple Intelligences yang dapat menstimulus peserta didik untuk lebih bersemangat dan penuh antusiasme dalam kegiatan pembelajaran serta mengembangkan potensi peserta didik. Sebagai pusat pembelajaran Bahasa Arab dengan mutu yang tinggi, Markaz Arabiyah menawarkan program pembelajaran yang beragam sehingga para peserta didik dapat memilih sesuai kapasitas dan peminatannya masing-masing.
Program I’dat, Merupakan program yang dianjurkan bagi para pemula untuk meningkatan skill bahasa arab
Program Takhassus, untuk memperdalam kemampuan gramatikal bahasa arab serta menelaah makna tekstualitas dan kontekstualitas kitab kuning klasik ataupun modern
Program Syarqi, Merupakan paket komplit untuk memperdalam empat kemahiran dalam berbahasa arab,yaitu kemahiran membaca, menulis, mendengar dan berbicara
Program Akbarnas adalah program yang dikhususkan untuk memperdalam kemampuan berbicara dalam Bahasa Arab bahasa arab (Maharah al-Kalam)
Program Maqra’, merupakan program yang dikhususkan untuk memperdalam kemahiran dalam membaca kitab (Qiro’ah al Kutub) bersanad keilmuan ulama’ hadhramaut
Program Minhah, Merupakan program yang dikhususkan untuk peserta didik yang berminat melanjutkan studi ke Timur Tengah
Sebagai Lembaga Bahasa yang masih tergolong baru, Markaz Arabiyah telah melahirkan alumni-alumni berkualitas, beberapa diantaranya melanjutkan studi di timur tengah baik di Mesir, Yaman, Sudan, Turki maupun negara di timur tengah lainnya.
Kunjungan di Markaz Arabiyah diakhiri dengan penandatanganan MoU sebagai bentuk kerjasama dalam meningkatkan mutu Pendidikan Bahasa Arab.
KBIH Al- Ikhlas Batu
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ikhlas merupakan objek kunjungan kedua mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga. Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa dikenalkan dengan profil dari KBIH Al-Ikhlas. KBIH merupakan Lembaga yang kinerjanya berfokus pada pembinaan dan bimbingan bagi calon jamaah haji supaya mereka dapat melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntunan syariat islam. Dengan adanya KBIH ini dapat mempermudah jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji.
KBIH Al-Ikhlas berdiri pada tahun 2000 dan berlokasi di Jalan Agus Salim 34 desa Sisir, Kecamatan Batu, Malang. Lembaga ini didirikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terkait mekanisme dan tata cara melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar sesuai dengan syariat islam. Selain tugas pokoknya dalam pembinaan haji, KBIH Al-Ikhlas juga mengadakan pelatihan ubudiyah seperti tatacara wudhu, shalat dan lain sebagainya untuk masyarakat setempat. Proses pembinaan dan bimbingan jamaah haji dapat berlangsung selama satu sampai dua tahun sebelum jamaah diberangkatkan ke tanah suci. Proses manasik haji yang dilakukan oleh KBIH Al-Ikhlas Batu biasanya meliputi maneaquin ihram, miniature ka’bah, tempat sa’i, tempat melontar jumroh, serta audio visual manasik dan perjalanan Haji.
Menjadi pembimbing jamaah haji dalam KBIH bukanlah hal yang mudah, perlu adanya kesabaran, keikhlasan dan ketelatenan yang tinggi karena objek yang dibimbing bukan hanya jamaah yang masih berumur muda saja namun kebanyakan dari jamaah yang sudah lanjut usia.
RADAR BATU MALANG
Radar Batu merupakan objek kunjungan yang ketiga setelah Markaz Arabiyah dan KBIH Al-Ikhlas. Radar Batu sendiri merupakan Lembaga yang bergerak dalam bidang pers, jurnalistik dan penerbitan koran.
Radar Batu merupakan cabang dari Radar Malang yang berlokasi di kota Batu, Malang. Radar Malang merupakan bagian dari Jawa Pos Grup yang terbesar di Jawa Timur‚ Jawa Tengah dan Bali. Berdiri sejak 20 Mei 1999. Sebagai harian lokal Malang Raya, Radar Malang meliput berita seputar wilayah Malang Raya‚ Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Dalam kunjungan tersebut mahasiswa belajar banyak hal tentang dunia jurnalistik dan kepenulisan. Sebagai Manager Radar Batu, Pak Bambang menjelaskan profil dan sejarah dari Radar Batu Malang. Selain itu, beliau berbicara banyak hal tentang eksistensi koran di masa pandemic covid-19. Meskipun diramalkan eksistensi koran akan surut di masa pandemic ini, namun ternyata koran masih tetap eksis dan banyak diminati oleh masyarakat
Pak Kholid selaku wakil manager sekaligus redaktur Radar Batu banyak menjelaskan mengenai pembelajaran jurnalistik yang efektif dan kebebasan dalam menulis bagi para pemula, hal ini dipaparkan dengan jelas. Selain itu, beliau juga memaparkan pengalamannya dalam dunia kepenulisan dan jurnalistik, hal tersebut menjadi motivasi bagi para mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab untuk terus semangat dalam berkarya khususnya dalam dunia kepenulisan dan jurnalistik.
PENERBIT LISAN ARABI
Lisan Arabi merupakan sebuah nama pondok pesantren di Bumi Mandoroko Raya Blok GH IV Nomor 28, Singosari, Kabupaten Malang yang didirikan oleh Ustadz Dr. Mohammad Kholison, M.Pd.i, beliau merupakan seorang intelektual dan praktisi bahasa Arab. Selain sebagai tempat untuk menempuh Pendidikan keislaman bagi para santrinya, pesantren ini juga memiliki usaha penerbitan buku yang dinamai dengan Penerbit Lisan Arabi. Penerbit ini telah mencetak beragam buku keislaman terutama tentang Ilmu Bahasa Arab yang sampai saat ini buku-buku cetakannya telah menyabar di pelosok negeri dan juga menjadi buku acuan pembelajaran di beberapa kampus di Indonesia. Buku pertama yang diterbitkan berjudul ‘ilmu ashwat yang ditulis langsung oleh Dr. Mohammad Kholison, M.Pd.I.
Dalam kunjungan tersebut, Selain dikenalkan dengan dunia penerbitan, para Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga mendapat suntukan semangat dari pak Nasarudin Idris Jauhar dalam proses belajar Bahasa Arab. Salah satu hal yang beliau paparkan adalah tentang banyaknya jumlah pondok pesantren di seluruh daerah di Indonesia, dimana dalam pondok pesantren tersebut diajarkan beragam ilmu Bahasa Arab mulai dari nahwu shorof, balaghah, mantiq dan lain sebagainya. Dari banyaknya pondok pesantren tersebut, masih sedikit yang mampu mempraktikkan Bahasa arab dalam kesehariannya. Banyak pondok pesantren yang mengajarkan ilmu Bahasa Arab namun hanya berfokus pada gramatikal Arabnya tidak dengan Kemahiran dalam berbicara menggunakan Bahasa Arab.
Selain itu beliau juga berpesan kepada para mahasiswa dalam proses mempelajari Bahasa Arab, antara lain :
- Jangan pernah belajar untuk diri sendiri, namun niatkan untuk berbagi kepada orang lain.
- Pelajari Bahasa Arab sampai pada tahap memahami semua media yang menggunakan Bahasa Arab baik itu berupa tulisan berbahasa Arab maupun audio berbahasa Arab
- Memunculkan dalam hati kebutuhan dan keingintahuan Bahasa Arab dengan cara menambah perbendaharaan kosakata Bahasa Arab
- Implementasikan pengetahuan Bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan praktik berbicara menggunakan Bahasa Arab sehari-hari, menulis Bahasa Arab dan lain-lain.
Penulis Bernama Abdul Mukti, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga yang beberapa pekan lalu sempat mengikuti kegiatan KKL.
No comments:
Post a Comment