Thursday, 30 June 2022

Jenis-jenis Makna pada Novel Ayahku (bukan) pembohong

Jenis-Jenis Makna
Jenis-jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kelompok. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna Leksikal dan makna Gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna non referensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan sebagainya (Chaer, 2009: 59-60).
1. Makna Leksikal
Adalah makna yang berkaitan dengan makna yang sungguh-sungguh nyata dan sesuai dengan hasil observasi alat indra.
2. Makna gramatikal adalah makan yang berkaitan dengan makna jamak bahasa Indonesia yang menggunakan proses pengulangan. 
3. Makna referensial dan Nonreferensial
Adalah makna yang berkaitan dengan makna yang mempunyai referen sedangkan makna nonreferensial tidak mempunyai referen. 
4. Makna denotatif dan konotatif
Adalah makna yang berkaitan dengan sesuatu yang sebenarnya sedangkan makna konotatif merupakan makna yang tidak sebenarnya. 
5. Makna kata 
adalah makna yang tetap dan pasti sedangkan makna istilah merupakan gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan secara cermat.
6. Makna konseptual dan asosiatif
Merupakan makna yang sesuai dengan konsepnya, makna  ini sama dengan makna leksikal, denotatif, dan referensial sedangkan makna asosiatif merupakan kata yang melambangkan suatu keadaan, konsep dan prilaku. 
7. Makna idiomatikal 
Merupakan ungkapan makna kiasan yang menyimpang dari makna sebenarnya sedangkan, peribahasa merupakan makna yang berkaitan dengan perumpamaan atau membandingkan. 
8. Makna kias
Merupakan makna yang mengandung pengandaian atau pengibaratan.


Jenis-jenis Makna dalam Novel Ayahku (bukan) Pembohong Karya Tere Liye
1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal pada Sub Judul 1 “Zas dan Qon”
“Aku berhenti memercayai cerita-cerita Ayah ketika umurku dua puluh tahun”
Kata “Ayah”  merupakan makna leksikal, makna yang sebenarnya kata “Ayah” menunjukkan seorang laki-laki yang sudah mempunyai seorang anak dan menjadi pemimpin di dalam keluarga. Dan kata “Ayah” dalam novel ini menjelaskan bahwa panggilan seorang istri kepada suaminya dan Dam sebagai anak dan Ayah sebagai seorang pemimpin didalam keluarga.
Kata “cerita-cerita” memiliki makna gramatikal karena cerita-cerita menunjukkan bahwa cerita ini lebih dari satu. Kata “cerita-cerita” mengalami proses reduplikasi atau pengulangan kata, kata dasarnya adalah “cerita”. Di dalam novel ini menjelaskan bahwa Dam berhenti mempercayai cerita-cerita Ayah ketika umur Dam dua puluh tahun.
Kata lain yang mengandung makna gramatikal yaitu : menceritakan, pagi-pagi, dongeng-dongeng dll.
2. Makna Denotatif dan Konotatif Pada Sub Judul 1 “Zas dan Qon”
“Ayah tertawa, terbatuk sedikit. Zas dan Qon, seperti yang kuduga bergegas berebut mengambilkan gelas air minum”
Kata “Gelas” merupakan makna denotatif makna yang sebenarnya kata “Gelas” menunjukkan wadah air yang digunakan untuk minum. Di dalam novel ini kata gelas digunakan untuk minum yang dimana gelas tersebut diambil oleh Zas dan Qon yang akan diberikan kepada kakeknya yang dimana kakeknya adalah Ayahnya Dam.

“Sayangnya, istriku sudah dua kali memberikan kode di balik buku tebal yang sedang dibacanya. Kode itu bilang dengan tegas, biarkan Ayah menikmati sedikit waktu dengan kedua cucu menggemaskannya”
Kalimat “kode itu bilang dengan tegas” kalimat ini memiliki makna konotatif karena merupakan kalimat yang bukan sebenarnya. Maksud dari kalimat tersebut adalah sebuah kode yang merupakan sebuah larangan yang sangat tegas. Di dalam novel ini menjelaskan bahwa istri Dam memberikan kode di balik buku tebal. Kode itu bilang dengan tegas agar membiarkan ayah menikmati sedikit waktu dengan kedua cucu menggemaskannya.
3. Makna Kata dan Makna Istilah Pada Sub Judul 1 “Zas dan Qon”
“Ingin sekali menyela, bilang bahwa Zas dan Qon harus segera tidur, besok mereka harus bangun pagi-pagi, serta bertumpuk alasan lainnya, mulai dari yang masuk akal sampai yang dibuat-buat”
Kalimat “Bertumpuk alasan” memiliki makna kata karena makna kata itu baru 
menjadi jelas kalau sudah digunakan di dalam suatu kalimat. Maksud kalimat 
tersebut kata “bertumpuk” biasanya digunakan untuk benda atau barang barang 
tetapi makna bertumpuk dapat memiliki imbuhan kaya “alasan”. Jadi, memiliki 
arti banyak alasan. Di dalam novel inii menjelaskan bahwa Zas dan Qon harus 
segera tidur, besok mereka harus bangun pagi-pagi, serta bertumpuk alasan 
lainnya, mulai dari yang masuk akal hingga yang dibuat-buat.

“Mencabuti uban Ayah (yang baru satu dua, jadi susah dicari), atau mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel...”
Kata “Uban” memiliki makna istilah karena makna istilah disebut juga makna 
yang pasti, jelas dan tidak meragukan. Maksud kalimat tersebut adalah sebuah 
rambut sudah memutih. Di dalam novel ini menjelaskan bahwa Zas dan Qon 
semangat mencabuti uban kakeknya.
4. Makna Idiomatikal Pada Sub Judul 1 “Zas dan Con” dan Makna Peribahasa Pada Sub Judul 7 “Berdamai”
“Kakek bahkan bilang padanya kalau dirumah kita ada dua monster kecil yang suka sekali bermain bola..”
Kalimat “Monster kecil yang suka bermain bola” kalimat ini memiliki makna 
Idiomatikal karena merupakan satuan-satuan bahasa yang maknanya tidak 
diramalkan dari makna leksikal maupun gramatikal. Maksud dari kalimat 
tersebut adalah menceritakan dua anak yang suka bermain bola yaitu Zas dan
Qon. Di dalam novel ini menjelaskan bahwa kakek bilang kepada Zas dan Qon 
bahwa dirumah kita ada dua monster kecil yang suka bermain bola, yang 
mengidolakan klub terhebat, dan pemain terhebat di dunia.

Pada Sub Judul 7 “Berdamai” terdapat kalimat “Kolam renang sepi airnya seperti kaca tanpa riak” kalimat tersebut memiliki makna peribahasa karena makna yang masih dapat ditelusuri. Maksud kalimat tersebut kolam yang airnya tenang ibarat kaca yang jernih tanpa gelembung udara. Di dalam novel ini menjelaskan bahwa kolam renang sepi, 
airnya seperti kaca tanpa riak semili pun.
5. Makna Kias Pada Sub Judul 1 “Zas dan Qon”
Kalimat “Hadapanku mendengung” memiliki makna kias karena kias adalah 
makna yang diperindah atau dipercantik. Maksud kalimat tersebut adalah tatapan 
yang tidak memiliki tujuan hanya tatapan. Di dalam novel ini menjelaskan bahwa 
kepalaku mendadak kosong, laptop di hadapanku mendengung pelan.

No comments:

Post a Comment

Kegiatan Rutin Khotmil Qur'an Di Lingkungan Kampus 2 UIN Salatiga

Salatiga- Selasa pagi, tanggal 25 Febuari 2025, Masjid At-Thoyyar yang terletak di kampus 2 UIN Salatiga ramai dengan antusias mahasiswa un...