Mendengar kata Sastra tentu sudah tidak
asing lagi bagi kita semua ya, berbagai keindahan dalam tulisan tentunya sudah
mengisi kepala kita. Namun, bagaimana jika yang akan kita bahas adalah Sastra
yang berbahasa Arab? Apakah berbeda dari Sastra yang biasanya? Se bagaimana
yang kita ketahui bahwasanya Bahasa Arab juga termasuk bahasa dunia. Yang mana,
tentunya kita sangat membutuhkan bahasa tersebut. Apalagi, sebagai Ummat islam
yang kitab sucinya menggunakan bahasa Arab. Bukankah sudah saatnya untuk kita
belajar bahasa Arab?
Selasa 26 September 2023, Himpunan Mahasiswa
Program Studi (HMPS) Bahasa dan Sastra Arab (BSA) UIN Salatiga menggelar seminar bertema Suara Sastra "Menjelajahi Kearifan Sastra Arab melalui Lensa Syi'ir dan realita Sastra dalam kehidupan". yang bertempat di aula kampus 1 UIN Salatiga. Dengan tema yang diusung diatas,
diharapkan mahasiswa semakin sadar khususnya bagi mahasiswa prodi Bahasa dan
Sastra Arab bahwasanya bahasa Arab yang kita pelajari ini adalah salah satu
kunci untuk membuka pengetahuan tentang kitab keilmuan yang berbahasa Arab
serta jalan untuk memahami Al-Quran.
Seminar tersebut diisi oleh dua pembicara
kompeten yakni Dr. KH. Halimi Zuhdi, M.Pd, M.A. (Pakar Sastrawan Arab) dan Ning
Najhati Sharma (Penulis Novel yang dikenal karyanya Dua Barista) .Dengan
dipandu oleh kak Ayu Rizkia Silviana, S.Hum sebagai moderator.
Sebelum seminar tersebut dimulai, panitia
menyuguhkan penampilan Syi'ir dan juga Ghina' Arabiy yang mana tentu saja hal
tersebut membuat peserta menjadi lebih antusias. Perlu kita ketahui bahwasanya
Sastra tidak hanya berbicara tentang keindahan tetapi juga makna yang ada
didalamnya.
Dampak Sastra bagi kehidupan ternyata
sangatlah banyak. Diantaranya adalah Meluaskan wawasan dan pengetahuan, Melatih
keterampilan berfikir dan menganalisa, meningkatkan kepedulian dan empati kita
terhadap dunia luar, dan masih banyak lagi tentunya.
Ning Najhaty Sharma,
membahas tema “Realita Sastra
dalam Kehidupan.” beliau menuturkan saat teman-teman menulis bisa saja tulisan itu menjadi reminder ketika
sedang down atau tidak semangat. Dalam
kitab Ta’lim Muta’alim diingatkan kepada santri supaya selalu
membawa pena karena euforia yang kita dapatkan belum tentu dapat diulang
kembali di lain waktu. Mungkin dilain waktu kita bisa kembali mendapatkan ide,
namun euforia yang didapatkan pasti berbeda.
Dalam penutupnya, “Ketika kita mencintai bahasa Arab kemudian kita
senantiasa meningkatkan skill kita, kecintaan terhadap bahasa Arab itu
bisa diibaratkan menjadi sebuah kunci sedangkan keilmuan diibaratkan sebuah
istana. Jika kita ingin masuk ke dalam istana, kita harus membawa kunci.
Barulah kita dapat menjelajahinya dengan bebas.” Begitulah yang dikatakan oleh Ning Najhaty
Shama pada audien seminar sastra nasional. Dengan terlaksananya seminar ini, diharapkan memberikan manfaat yang
banyak bagi seluruh elemen peserta.