Oleh : Dede Leni Mardianti, Ni’matul Muna dan Abdul Mukti
SALATIGA - Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUADAH) IAIN Salatiga menggelar webinar nasional sastra yang bertajuk “Urgensi Meningkatkan Minat Generasi Milenial Terhadap Literasi Sastra Arab” pada 4 September 2021. Dengan tema tersebut diharapkan dapat meningkatkan kecintaan dan peminatan para generasi milenial terutama mahasiswa terhadap literasi Bahasa Arab maupun Indonesia. Seminar ini menghadirkan 2 pembicara antara lain Prof. Dr. Nurul Murtadho, M.Pd. (Pakar Linguistik Terapan Universitas Negeri Malang) dan Khilma Anis (Penulis Novel “Hati Suhita” dan “Wigati”). Seminar ini dilaksanakan secara online via Zoom meeting dengan peserta webinar lebih dari 300 peserta.
Webinar ini dibuka dengan sambutan dari Wakil Dekan I FUADAH, Dr. Supardi, S.Ag., M.A. Beliau berharap dengan adanya webinar ini dapat membangkitkan dan memotivasi milenial untuk ikut berkontribusi mengembangkan literasi dan menghidupkan kembali sastra Arab di Indonesia.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi yang dipandu oleh Agna Hawari sebagai moderator. Di sesi pertama, Prof. Dr. Nurul Murtadho memaparkan terkait tahapan-tahapan pembelajaran bahasa dan sastra Arab. Beliau merupakan seorang dosen dan pakar linguistik Arab dari Universitas Negeri Malang. Beliau memiliki beberapa karya yang telah dibukukan. Salah satu karyanya adalah buku yang berjudul "Metafora dalam Al-Qur'an" dan "Bahasa Arab Jurnalistik". Dalam webinar ini beliau menyampaikan banyak hal mengenai Ilmu Bahasa Arab. Salah satu tips dari beliau supaya bisa berbahasa Arab khususnya untuk mahasiswa adalah dengan menabung kosakata bahasa arab sebanyak 500 kosakata persemester guna menunjang keterampilan mahasiswa dalam berbahasa arab baik dalam hal menulis, membaca atau berbicara bahasa Arab.
Menurut beliau untuk meningkatkan minat dan menarik para milenial mempelajari bahasa Arab adalah dengan mengubah metode pembelajaran lama dengan metode baru yang lebih fresh, salah satu contohnya mengenalkan kosa kata dengan menggunakan kartu dan gambar.
“Untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Arab, pendidikan harus dimulai dari sedini mungkin. Maka kemudian menyusun kurikulum target jumlah kosa kata yang harus dikuasai menjadi sangat penting. Contohnya pada tingkat Madrasah Ibtidaiyyah (MI) kita target 300 kosa kata, Madrasah Tsanawiyyah (MTS) 450 kosa kata, Madrasah Aliyyah (MA)750 kata, dan tingkat perkuliahan 3500 kosa kata” paparnya rinci.
Kemudian, materi kedua disampaikan oleh Khilma Anis seorang penulis novel best seller “Hati Suhita” dan “Wigati”. Penjelasannya dibuka dengan mengutip salah satu nasihat Jawa dari Semar “Ojo mati tanpo aran” (jangan mati tanpa nama). Merupakan salah satu kutipan yang disampaikan oleh Khilma Anis dengan maksud supaya sebagai manusia janganlah mati tanpa meninggalkan atau menghasilkan karya, karena dengan dengan karya tersebut kita akan diketahui dan dikenal oleh generasi masa depan. Kutipan tersebut merupakan nasihat dan pengobar semangat kepada milenial untuk terus berkarya terutama dalam hal kepenulisan. Ungkapan ini memiliki arti mendalam yaitu jangan mati tanpa meninggalkan nama. Nasihat ini membuka penyampaian mengenai betapa pentingnya menulis apalagi di era digital seperti ini. Menurutnya, ke depan nanti segala aktivitas, gagasan, dan pola pikir tidak bisa hanya disampaikan dengan jangkauan suara saja melainkan membutuhkan keahlian menulis.
Pesannya kepada santri dan generasi milenial adalah Gusjigang (Bagus, Ngaji, dagang). Sebuah pesan singkat yang mempunyai makna bahwa santri dan generasi milenial haruslah memiliki akhlak yang bagus dan baik, senantiasa mengaji dan mencari ilmu kapanpun dan dimanapun. Karena mencari ilmu sejatinya tidak memandang usia dan waktu, serta berdagang sebagai wujud usaha manusia untuk menjadi pribadi yang mandiri dan tidak terus-menerus bergantung kepada orang lain.
Selain membahas pentingnya menulis, Khilma Anis juga menyampaikan pendapatnya terkait problem minat baca yang menurun di Indonesia saat ini. “Jangan terpengaruh oleh isu minat baca yang menurun, tidak terlalu penting banyak tidaknya orang membaca. Yang terpenting adalah sekecil apapun itu kita harus ikut berkontribusi dalam mengembangkan dunia literasi, meskipun itu hanya dengan menulis puisi, pantun ataupun cerpen” tegasnya lugas.
Terakhir, beliau membagikan beberapa tips menulis, yaitu;
Niat, apapun yang anda lakukan itu berangkat dari niat;
Mencintai diri sendiri, sederhana tapi sangat penting karna ketika kita sudah mencintai diri sendiri maka kita akan tahu apa yang akan menjadi minat kita dan apa yang menjadi kecintaan kita;
Memperbanyak membaca dan diskusi;
Bergabung dengan komunitas yang positif;
Tokoh idola, karna dengan kita memiliki tokoh idola yang menginspirasi maka dia akan menuntun kita untuk menjadi penulis yang berkarakter;
Menggunakan sosial media dengan bijak;
Keluar dari zona nyaman, keluarlah dari zona nyaman dan mulai hal yang baru, karena siapa yang memulai lebih awal maka akan sampai lebih awal juga.
Acara webinar yang dihadiri oleh kurang lebih 300 peserta ini bertambah semarak dengan sesi tanya jawab yang semakin menunjukan rasa cinta dan semangat dikalangan milenial untuk belajar ikut berkontribusi mengembangkan literasi dan mengenal serta mempelajari lebih dalam lagi bahasa dan sastra Arab.
"Tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai, bukan tulisan yang panjang, tebal atau tulisan dengan bahasa yang menggebu. Tulisan yang bagus adalah tulisan yang selesai" ujarnya sebagai penutup.
Keren, sangat menginspirasi
ReplyDelete