Tuesday, 26 March 2019

Mahasiswa BSA Hidupkan Kajian Kitab Kuning di Kampus

Dok. Pribadi 

SALATIGA- Kitab kuning adalah buku wajib yang harus dipelajari umumnya oleh para santri di pondok pesantren, yang di dalamnya berisi huruf-huruf Arab gundul tanpa harokat. Secara keseluruhan, kitab kuning memang dibuat sedemikian rupa adanya, karena merupakan karya otentik dari para ulama terdahulu.
Namun demikian, kadang hanya pondok pesantren salaf atau tradisional yang menggunakan kitab ini sebagai kurikulum wajibnya. Sedangkan untuk pondok pesantren modern, metode yang digunakan sudah berbeda lagi.
Salah satu kitab yang terkenal di kalangan santri ialah Ta’limul Muta’alim karangan Imam Az-Zarnuji. Pembahasan di dalamnya mencakup adab seorang penuntut ilmu, adab menghargai ilmu, memuliakan buku serta guru, tata cara belajar, dan banyak lagi. Kitab tersebut meskipun tak terlalu tebal, namun kaya akan pelajaran-pelajaran berharga yang harus dimiliki para penuntut ilmu.
Hal inilah yang mendorong sebagian mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga untuk mengadakan kajian yang mengupas isi kitab beserta nahwu dan shorof yang terdapat di dalamnya. Krismo Aji (BSA B ‘18) selaku anggota Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) dari divisi minat bakat, merupakan penggerak sekaligus penggagas dari kajian kitab Ta’limul Muta’alim ini.
Meskipun baru terlaksana sebanyak dua kali pertemuan, rencananya kajian kitab ini akan diadakan secara rutin guna memberi ruang yang lebih kepada para mahasiswa BSA saling berbagi ilmu dan menghidupkan jiwa mahasiswa yang sebenarnya. Acara yang diadakan pada Senin 25 Maret 2019 pukul 13.00 itu rencananya akan dirutinkan pula pada waktu, hari, serta ruang yang sama setiap minggunya.
Bertempat di ruang D1, gedung D, Kampus 2 IAIN Salatiga, pembahasan materi yang dikupas ialah tentang banyaknya penuntut ilmu pada zaman dahulu yang sudah bersungguh-sungguh dalam memuntut ilmu, namun belum mampu memanfaatkan ilmunya dengan baik. Sehingga, tidak mendapatkan buah atau manfaat dari ilmunya itu. Karena puncak sebuah ilmu dikatakan berguna untuk sang penuntutnya ialah ketika ilmu itu diamalkan serta dikembangkan tanpa menyalahi jalan dan meninggalkan beberapa syarat ketika mencari ilmu.
Barangsiapa yang salah jalan maka dia akan sesat dan tidak mendapatkan tujuan atau maksudnya.– Ta’limul Muta’alim, Imam Az-Zarnuji.
Tak sampai di situ saja, materi selanjutnya disambung dengan penyampaian kandungan-kandungan nahwu dan shorof yang ada dalam setiap baris Ta’limul Muta’alim. Irvan Muhammad Faza (BSA B ‘18) menjadi pemateri yang menerangkan tentang kandungan nahwu dan shorof kepada seluruh peserta yang hadir.
Harapannya, melalui kegiatan ini akan semakin menghidupkan semangat para mahasiswa BSA untuk tetap betah di jurusannya. Selain itu, tujuan terbesarnya ialah supaya mampu menghasilkan mahasiswa BSA yang benar-benar memahami mata kuliah dari jurusan yang diambilnya.
“Semoga melalui kegiatan kajian kitab ini, dapat menguatkan serta menambah keyakinan para mahasiswa BSA pada khususnya, untuk tetap berpegang teguh di jurusan BSA dan tidak berniat untuk pindah jurusan,” kata Mohammad Rizal Fadlillah (BSA B ‘17) selaku Ketua HMPS BSA 2019.


Oleh : Risma Ariesta




Kegiatan Rutin Khotmil Qur'an Di Lingkungan Kampus 2 UIN Salatiga

Salatiga- Selasa pagi, tanggal 25 Febuari 2025, Masjid At-Thoyyar yang terletak di kampus 2 UIN Salatiga ramai dengan antusias mahasiswa un...